Film The Hateful Eight karya Quentin Tarantino yang dirilis pada tahun 2015, adalah salah satu film bergenre western-thriller yang unik dan penuh ketegangan. Menghadirkan kisah delapan orang asing yang terjebak dalam satu kabin saat badai salju, film ini menawarkan alur cerita penuh misteri, sinematografi klasik, dan dialog cerdas khas Tarantino. Di balik layar, terdapat banyak fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui oleh para penggemar film ini. Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Kembali ke Format 70mm Ultra Panavision

Salah satu hal paling mencolok dari The Hateful Eight adalah penggunaan format film 70mm Ultra Panavision, format layar lebar klasik yang jarang digunakan di era modern. Tarantino memilih format ini untuk menghadirkan pengalaman visual yang lebih luas dan mendalam, seperti pada film klasik Ben-Hur (1959) dan Mutiny on the Bounty (1962). Penggunaan format ini menambahkan atmosfer epik dan dramatik pada lanskap bersalju serta suasana mencekam dalam kabin.

Format 70mm memberikan resolusi yang lebih tinggi daripada format 35mm biasa, sehingga setiap detail dalam gambar dapat terlihat dengan jelas. Tarantino ingin menghadirkan kembali nuansa sinematik klasik ini, meskipun proses produksinya jauh lebih mahal dan memerlukan teknik yang lebih kompleks.

2. Kerjasama Ikonis dengan Ennio Morricone

Musik latar film ini adalah hasil karya komposer legendaris Ennio Morricone, yang terkenal dengan musiknya di film-film western spaghetti seperti The Good, The Bad and The Ugly. Tarantino adalah penggemar berat Morricone dan sudah lama ingin bekerja sama dengannya. Uniknya, The Hateful Eight menjadi film pertama Tarantino dengan soundtrack musik asli, karena biasanya ia menggunakan lagu-lagu dari karya lain.

Morricone awalnya skeptis terhadap kolaborasi ini, tetapi setelah berdiskusi dengan Tarantino, ia menerima tawaran tersebut. Hasilnya, Morricone memenangkan Academy Award untuk kategori Best Original Score pada 2016, penghargaan yang sangat pantas atas musik yang menambah atmosfer kelam dalam film ini.

3. Naskah yang Hampir Tidak Diproduksi

Naskah asli The Hateful Eight pernah bocor di internet pada tahun 2014, sebelum film ini diproduksi. Tarantino merasa kecewa dan sempat berencana membatalkan produksi film ini, bahkan mempertimbangkan untuk hanya menerbitkan naskahnya dalam bentuk buku. Namun, setelah mendapat dukungan dari para penggemarnya dan orang-orang terdekat, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan produksi film tersebut.

Tarantino melakukan perubahan besar pada naskah dan akhirnya membuat versi final yang berbeda dari bocoran awal. Insiden ini membuat banyak orang semakin penasaran dan menantikan hasil akhir dari film ini.

4. Inspirasi dari Genre Whodunit

The Hateful Eight memiliki elemen misteri yang kuat, di mana penonton dibuat bertanya-tanya siapa yang dapat dipercaya dan siapa yang berbohong. Alur ceritanya banyak dipengaruhi oleh genre whodunit (siapa pelakunya), seperti pada novel-novel detektif karya Agatha Christie. Tarantino menggabungkan unsur ini dengan gaya western yang penuh ketegangan, menciptakan kombinasi unik yang jarang ditemui dalam film bergenre western tradisional.

Cerita yang penuh teka-teki ini membuat The Hateful Eight terasa seperti permainan pikiran, di mana penonton harus memerhatikan setiap detail dan dialog untuk mencari petunjuk mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

5. Salju Buatan dan Lokasi Pengambilan Gambar yang Ekstrem

Lokasi syuting untuk The Hateful Eight diambil di Colorado, tepatnya di Telluride. Tempat ini dipilih untuk mendapatkan nuansa musim dingin yang autentik dengan hamparan salju yang luas. Namun, cuaca di lokasi syuting sangat ekstrem, dengan suhu yang sering kali berada di bawah titik beku. Para pemeran dan kru harus menghadapi kondisi cuaca yang keras, yang tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam proses produksi.

Selain itu, saat cuaca tidak mendukung, mereka menggunakan salju buatan untuk memastikan set tetap konsisten dengan nuansa musim dingin yang diinginkan. Kualitas visual yang dihasilkan berhasil menciptakan atmosfer dingin dan terisolasi, yang sangat mendukung ketegangan dalam cerita.

6. Penghancuran Gitar Antik Secara Tidak Sengaja

Salah satu adegan yang ikonis dalam The Hateful Eight adalah saat karakter Daisy Domergue, yang diperankan oleh Jennifer Jason Leigh, memainkan gitar antik sebelum akhirnya dihancurkan oleh John Ruth, yang diperankan oleh Kurt Russell. Gitar tersebut ternyata adalah gitar antik asli yang dipinjam dari Martin Guitar Museum, dan memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Dalam naskah, gitar antik ini seharusnya ditukar dengan replika sebelum dihancurkan. Namun, Kurt Russell secara tidak sengaja menghancurkan gitar asli karena tidak menyadari adanya instruksi ini. Museum Martin sangat kecewa, dan setelah kejadian ini mereka mengeluarkan kebijakan untuk tidak meminjamkan alat musik antik mereka ke produksi film mana pun.

7. Karakter Misterius dengan Latar Belakang yang Beragam

Salah satu daya tarik utama dalam The Hateful Eight adalah karakter-karakter yang memiliki latar belakang beragam dan sulit ditebak. Tiap karakter memiliki kepribadian dan motif yang berbeda, serta membawa konflik tersendiri yang akhirnya memperkeruh suasana. Quentin Tarantino mengarahkan para pemeran dengan cermat untuk memastikan bahwa setiap karakter memiliki sisi gelap dan motif yang ambigu, yang membuat penonton terus terjaga dan waspada selama film berlangsung.

Setiap aktor dalam film ini, termasuk Samuel L. Jackson, Tim Roth, Michael Madsen, dan Walton Goggins, tampil maksimal dalam memerankan karakter mereka. Dengan latar belakang cerita yang samar-samar, para karakter ini menciptakan dinamika yang penuh ketegangan di dalam kabin, yang merupakan lokasi utama film ini.

8. Durasi yang Panjang dan Versi Khusus Roadshow

The Hateful Eight dirilis dalam dua versi, yaitu versi bioskop reguler dan versi roadshow yang lebih panjang. Versi roadshow memiliki durasi sekitar 187 menit dan menampilkan beberapa adegan tambahan serta intermission (jeda istirahat) di tengah film. Tarantino menciptakan versi ini sebagai penghormatan terhadap film-film klasik yang biasa diadakan dalam bentuk roadshow, di mana penonton akan mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam.

Bagi para penggemar setia Tarantino, versi roadshow ini memberikan kesempatan untuk menikmati setiap detail tambahan yang tidak ditampilkan dalam versi reguler.

The Hateful Eight adalah film yang menawarkan pengalaman sinematik luar biasa melalui alur cerita yang penuh ketegangan, visual yang menawan, dan karakter yang kompleks. Dengan berbagai fakta menarik di balik produksinya, film ini menjadi bukti kepiawaian Quentin Tarantino dalam menciptakan karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga sarat dengan nilai artistik.